Nama Jenis | : Domba Garut |
Kategori | : Domba |
Komoditas | : Domba Petarung |
Awalnya pertandingan seperti ini dinamakan adu domba, tapi sejak tahun 1970 sudah diganti menjadi seni ketangkasan. Image
adu domba dirasa terlalu negatif, berbenturan dengan agama. Sementara
Garut adalah salah satu sentra Islam, yang di dalam ajarannya dilarang
untuk melakukan adu hewan. Maka kemudian nama adu domba diganti menjadi
seni ketangkasan. Dulu, memang adu domba sering dilakukan sampai salah
satu domba mati, tapi sekarang beberapa aturan diubah. Kematian domba
karena seni ketangkasan bisa dikatakan tidak ada lagi.
Seekor domba garut bisa menghantam semua benda di sekitarnya yang
dianggap bisa mengganggu. Insting bertarung domba garut sangat tinggi.
Bahkan, ketika dimasukkan ke dalam kandang pun seringkali kandang ikut
diseruduknya. Maka perlu kayu khusus untuk membuat kandang si pemberani
yang satu ini agar tidak jebol. Domba garut memiliki keinginan berkelahi
yang tinggi, itulah yang membuatnya mahal.
Kebiasaan melakukan adu domba garut konon berasal dari anak-anak
penggembala yang gemar mengadu domba-domba mereka di pinggir hutan.
Orang-orang banyak yang berdatangan dan menjadikannya tontonan yang
menarik. Lantas seni ketangkasan domba garut ini menjadi semacam budaya.
Domba jenis ini bisa dibilang merupakan domba paling langka di dunia.
Varietas domba garut terbentuk dari persilangan tiga jenis domba, yaitu
domba Merino, domba Kaapstad, dan domba lokal. Domba Merino didapat
dari pemberian Ratu Belanda ketika itu. Sedangkan domba Kaapstad didapat
dari pedagang-pedagang Arab.
Pehobi domba garut memiliki jadwal latihan dan jadwal kontes rutin
untuk menyalurkan hobi mereka. Latihan dilakukan seminggu sekali
sedangkan kontes dilakukan sebulan sekali. Hampir di tiap kota kabupaten
di Jawa Barat terdapat pamidangan, yaitu tempat laga seni ketangkasan.
Emis Rukanda, salah satu pehobi seni ketangkasan domba garut mengaku
rutin mengikuti latihan dan kontes yang ada. ”Pertandingan terdiri dari
beberapa kelas tergantung bobot badan domba. Kelas A untuk domba dengan
bobot lebih dari 75 kg, kelas B untuk bobot 65-75 kg, sedangkan kelas C
untuk domba berbobot kurang dari 65 kg,” jelas Rukanda. Satu
pertandingan maksimal dilakukan sampai dua puluh kali tumbukan dengan
pemberian waktu istirahat pada tumbukan ke-15.
Ada beberapa kriteria yang dijadikan penilaian oleh juri dalam seni
ketangkasan ini, yaitu adeg-adeg, teknik pemidangan, teknik bertanding,
kesehatan, dan keberanian. Adeg-adeg adalah postur tubuh, termasuk di
dalamnya penampakan wajahnya: ganteng atau tidak? Kalau ganteng maka
nilainya naik
Domba yang menang dalam kontes akan mendapatkan hadiah, tetapi bukan
berupa uang tunai, melainkan barang-barang seperti TV dan sapi.
Hadiah-hadiah ini tidak terlalu berharga dibanding sertifikat yang
diberikan. Sertifikat ini dapat membuat harga domba pemenang
berlipat-lipat.
Harga dari domba garut petarung tergantung dari genetisnya dan
prestasi dari si domba. Domba garut yang merupakan peranakan dari
pemenang hebat akan memiliki harga tinggi. Domba yang pernah menang liga
seni ketangkasan juga memiliki harga yang lebih mahal karena ada
sertifikat yang menyatakan domba itu pernah menang.
Ada domba garut yang dijual dengan harga menembus seratus juta
rupiah. Rata-rata domba garut biasa dijual dengan harga sekitar 3-5
juta. Untuk domba garut yang merupakan bibit bagus, artinya peranakan
dari domba garut petarung hebat, bisa dihargai 10-15 juta. Sedangkan
untuk domba bersertifikat dari kelas A bisa dihargai 20 sampai 30 juta.
0 komentar:
Posting Komentar